Konflik sosial antar beragama bukan hanya karena perbedaan keyakinan bahkan sesama agama pun tidak terlepas dari konflik ini. Begitulah gambaran yang terjadi di indonesia, perbedaan mengenai upaya pemerintah mengimbau bahkan melarang tarawih nampak konras dengan yang dilakukan pemerintah di sektor ekonomi misalnya saja di kota makassar tepatnya toko bintang diberi izin buka ditengah penerapan psbb mengundang konflik baru di tengah masyarkaat, pemberian izin toko tersebut dengan alasan sederhana yakni kalo ada hape rusak perbaikanya dimana..!
Pemerintah tidak mempunyai sikap tegas bahkan cenderung bodoamat, oknum pemerintah di sektor akar rumput kurang bertanggung jawab dan cenderung mencari cari untung ditengah pandemi
Pembagian bansos yang molor dari jadwal bahkan tidak tepat sasaran menambah konflik sosial ,pemerintah pusat terlalu sibuk pencitraan di media tetapi tidak melihat langsung kelapangan bagaimana bobroknya aparat yang dibawah.
Media sosial selalu menjadi ajang menebar kebencian di salah satu postinga. Tersebut memposing tulisan seperti "Masjid ditutuup tapi pasar dibuka" mereka yang sibuk ibadah karena takut neraka tetapi lupa bahwa ada sodara kerabat teman yang mungkin saja bernasib sial jikalau mereka terinfeksi virus karena karena keegoisan mereka dalam beribadah
Kurangnya edukasi akibat kepentingan politik yang berkepenjanga setelah pilpres masih menyisakan kelompok kelompok yang sakit hati dan selalu saja menyebarkan kebencian ,membentur benturkan antar kelompok Agama.
Aktor politik sibuk mencari kekuassan lupa bahwa cara cara yang mereka lakukan menimbulkan konflik sosial dan Agama yang sewaktu waktu akan meledak. Politik identittas penggunaan isu sara dalam mencapai kepentinganya meninggalkan konflik berkepanjangan bahkan sampai saat ini
Manusia memang tidak akan pernah saling mengerti , serigala bagi manusia laiinya. Peran tokoh ulama telah memudar himbauan MUI dihiraukan, masyarakkat telah jenuh dan mengambil langkah masing masing dalam beribdah ada yang ngotot mungkin karena terlalu kecewa dan danit hati dengan pemerintah
Masyarakaat berkonflik bukan karena perbedaan mazhab atau pro dan kontra dengan pemerintah , mereka sudah tidak peduli lagi dengan pemerintah toh emang dari dulu pemerintah jarang hadir saat masyarakaat membutuhkan , hadir hanya saat kampanye mereka sudah bosan dengah tingkah laku aktor politik, mereka hanya mengikuti untung dan rugi menurut pendapat pribadi bukan karena pemerintah apalagi ulama.
Ketidakhadiran ulama, pemerintah ditengah masyarkaat yang hadir malah misalnya saja jamaah tabligh yang punya program door to door berbeda dengan ulama pemerintah yang hanya muncul di tv tapi jarang sekali muncul ditengah masyarkaat ,merupakan tantangan besar ormas keagaaman Nu,muhammidayh dalam hal ini sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia
Saya tidak tahu kenapa jarang ada pengajian di masjid kecil yang dihadir Nu muhammadiyah yang muncul malah jamaah tablig dan simpatisan Hti
Dengan tulisan ini penulis mengajak pemerintah dan ulama hadir tidak hanya di masjid megah nan besar tetapi juga terjun langgsung ke masyarkaat.